Profil Desa
Setiap desa atau daerah pasti memiliki sejarah yang merupakan pencerminan dari karakter dan ciri khas tertentu dari suatu desa. Sejarah desa atau daerah seringkali tertuang dalam dongeng-dongeng yang diwariskan secara turun temurun dari mulut kemulut yang sulit dibuktikan dengan fakta. Dongeng-dongeng tersebut sering dihubungkan dengan mitos – mitos tertentu yang dianggap keramat, dalam hal ini desa Ngrandu juga memiliki hal tersebut yang merupakan identitas dari desa tersebut yang akan dituangkan dalam kisah-kisah dibawah ini :
Asal usul ( legenda) Desa Ngrandu
Dari beberapa sumber yang telah ditelusuri dan digali, asal usul desa Ngrandu memiliki banyak fersi cerita yang cukup berfariatif. Hal tersebut disebabkan oleh banyakya tempat yang dikeramatkan yang kemudian dipercaya menjadi pedoman sebagai orang pertama yang babat Desa.
Dari dasar diatas akirnya penyusun menarik kesimpulan bahwa asal usul Desa Ngrandu bermula dari seorang pengembara (Ngranduk) dari Kraton Solo yang njajah deso milang kori kepelosok-pelosok desa niti kawulonya, setelah beberapa waktu lamanya bertemulah seorang Ngranduk tersebut dengan seorang Mpu yaitu seseorang yang pekerjaannya membuat pusaka atau keris yang banyak orang menyebut dengan sebutan Kyai Ageng Botoriyan.
Dari penjelasan dari Kyai Ageng Botoriyan bahwa seorang Ngranduk tersebut adalah seorang Pangeran Alit atau Pangeran muda dari Kraton Solo yang bergelar Pangeran Prairo Sentono.
Setelah bercengkrama beberapa waktu, dan Pangeran Prawiro Sentono mengetahui bahwa Kyai Ageng Botoriyan pekerjaannya membuat pusaka, maka Pangeran Prawiro Sentono mohon kepada Kyai Ageng Botoriyan untuk dibuatkan pusaka yang mirip dengan kepunyaannya yaitu Keris Kyai Bondan dan Tombak Kyai Sidem Kayon. Kyai Ageng Botoriyan sanggup untuk membuat pusaka yang dinginkan Pangeran Prawiro Sentono, namun Kyai Ageng Botoriyan minta bebono yaitu, dua senjata Pangeran Prawiro Sentono yakni Keris Kyai Bondan dan Tombak Kyai Sidem Kayon dipinjam untuk dijadikan contoh.
Setelah 2 (dua) pusaka tersebut selesai, kemudian diserahkan kepada Pangeran Prawiro Sentono, Pangeran Prawiro Sentono melihat 2 (dua) pusakanya persis seperti miliknya dibaratkan bagaikan pinang dibelah dua, jadi sulit untuk membedakan mana pusaka asli miliknya dan mana pusaka buatan Kyai Ageng Botoriyan.
Kemudian pada malam harinya Pangeran Prawiro Sentono mengetahui bahwa dari rumah Kyai Ageng Botoriyan tersebut keluar cahaya yang berasal dari pusaka miliknya, kemudian Kyai Ageng Botoriyan menyembunyikan 2 (dua) pusaka tersebut, yang satu disembunyikan di Pandanan yang sekarang tempat tersebut tekenal dengan sebutan Pandan Ayu, sedang yang satunya lagi dipanjer atau ditancapkan di sebelah utara yang sampai sekarang tempat tersebut terkenal dengan sebutan Panjeran.
Setelah kejadian tersebut Pangeran Prawiro Sentono bersumpah kepada Kyai Ageng Botoriyan “Bahwa sampai dengan 7 (tujuh) turunan tidak ada yang kuat dan mampu menjadi pemimpin desa, sedangkan yang menjadi pemimpin desa adalah seorang pendatang (Ngranduk)” demikian desa ini dinamakan dengan sebutan Desa Ngrandu.
Setelah kejadian tersebut Kyai Ageng Botoriyan merasa malu, selanjutnya melarikan diri ke Pondok Ki Anom Driyo, dan akhirnya Kyai Ageng Botoriyan hilang murco jiwa dan raganya hingga sampai dengan saat ini tidak diketahui dimana keberadaannya, konon banyak orang menyebut sebagai Mbah Antol Joyo seorang sesepuh yang mbaurekso Desa Ngrandu.
Demikian sekilas sejarah berdirinya Desa Ngrandu.